(siti nurul izzah)
Sepulang
sekolah;sesampainya dirumah, suasana teras rumah ramai dengan bunyi rintikan
hujan. Pada saat itu, udara terasa dingin karena mengenakan Kerudung putih,baju
putih dan rok biru dongker berlogokan MTsN model pandeglang 1 yang basah diguyur
hujan.
Alya mengetuk pintu dan mengucapkan “assalamu’alaikum… “
tetapi tidak
ada yang menyaut. (Sepertinya ibu tak ada dirumah) sambil mencari kunci rumah,
alya duduk kursi teras depan rumah.
“sepertinya kunci rumah dibawa oleh ibu”
pikir alya.
Alya lirik kanan kiri terdengar suara orang yang berjalan, alya
kira itu ibunya. Ternyata bukan.
Alya mulai kesal,karena ibunya tak kunjung
datang. (Lewat mata yang berkaca- kaca akhirnya, isi hati alya dikeluarkan
lewat air mata penuh kesedihan, yang mengalir lewat kelopak mata alya) alya pun
menganis didalam hatinya. Hujan tak kunjung reda juga, badan alya mulai terasa
tak bersahabat. Kepala pusing,badan menggigil,perut keroncongan,uang menipis.
Ini pertanda sepertinya alya akan sakit. Sudah pukul 16.30 WIB. Hujan masih
belum reda juga. Kerudung putih,baju putih dan rok biru dongker berlogokan MTsN
model pandeglang 1 yang alya kenakanpun belum mongering juga.
Alya
melihat kekaca, ternyata ada kucing yang terkunci di dalam rumah.Kucing itu mencakar-cakarkan
gorden hijau yang berada didalam ruang tamu rumah dengan kukunya yang tajam.
Sepertinya kucing itu ingin keluar. Alya mencari cara agar pintu rumah bisa
terbuka. Berbagai cara telah alya lakukan agar pintu itu bisa terbuka. Dari
besi,kayu,pulpen tidak ada yang berhasil. Semua itu sia-sia, tetap saja pintu
rumah tidak terbuka. Ibu belum datang juga.
“ibu kau kemana? Kapan kau pulang?”
rintihan hatinya berbicara.
Akhirnya
tepat pada jam 17.30WIB. ibu sampai dirumah. Ibu langsung menghampiri dan
memeluk alya dengan penuh rasa kasih sayang. “Maafkan ibu ya nak”. Kata ibu
kepada alya.
“iya, bu, tak apa-apa. Alya juga minta maaf ya bu.. alya sayang ibu
karena Allah.”
Kata alya kepada ibu dengan penuh rsa kasih sayang. Merekapun
masuk kedalam rumah.
“اللَّهُ
أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ”
(adzan maghrib berkumandang).
Alya dan ibu salat maghrib lalu mengaji. setelah
itu ibu lekas kedapur lalu memasak untuk makan malam bersama. Sambil menuggu
masakan ibu, alya pun mengerjakan PR nya. Setelah memasak ibu menghampiri alya.
“sudah malam begini ko,ayah belum pulang juga ya bu?, gk biasanya ayah pulang
malam.”kata alya bertanya kepada ibu.
(Jam menunjukan pukul 20.55 WIB) ayahpun
belum juga datang. Semut-semut mulai menghampiri makan malam yang ibu masak.
“kring..kring..” suara telepon rumah
bordering,
“assalamu’alaikum…. Apa benar ini dengan ibu aina?”
“ya, benar, maaf
ini dengan siapa?” ibu bertanya kepada sipenelepon.
“saya dari kepolisian ingin
memberitahubahwa suami ibu….” Telepon tiba-tiba berhenti entah kenapa. Ibu
sangat cemas.
Alya menghampiri ibu lalu bertanya
“dari siapa bu? Ko resah
begitu?”
“bukan dari siapa-siapa ko, mungkin orang yang salah sambung.”
Jawab
ibu kepada alya.
Ibu berusaha
menyembunyikannya,karena takut mengganggu pikiran alya.
“bu..
alya lapar”
“makan duluan saja ya nak, kamu
jangan menunggu ayah. munkin ayah akan pulang lebih malam dari biasanya”
kata ibu kepada alya.
”iya bu” Alya pun makan, setelah itu alya salat isya lalu kekamar untuk tidur.
Sementara itu, ibu menelepon kembali
polisi itu tapi tak bisa (nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah
beberapa saat lagi.) untuk menghilangkan rasa cemasnya ibu menggambil remot
lalu menonton tayangan kesukaannya. Sambil menonton ibu terfikir kepada upacan
bu nur (teman arisan ibu) bu nur kata “sekarang banyak penipuan lewat telepon
yang mengatas namakan polosi”.
“السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ….tok..tok..tok..”
terdengar suara bel dan ketukan pintu. Ibu
bergegas ke depan untuk membukanya. Setelah dibuka ternyata itu ayah.
“ayah!
Alhamdulillah.. akhirnya ayah datang juga.”
Ibu langsung mengecup tangan ayah
dan menuju kedalam.
“ko pulangnya larut malam sekali yah?”
Tanya ibu kepada
ayah dengan penuh rasa penasaran.
“tadi di jalan macet karena ada operasi
zebra”.
“syukurlah kalau ayah selamat” kata ibu kepada ayah.
Lalu mereka makan
malam sambil menonton tv.
Ayah bertanya kepada ibu “alya sudah tidur ya bu?”
ibu: “ya, sudah, badannya agak hangat karna kehujana.”
Ayah: “Sudah diberi
paracetamol belum bu?”
ibu: “sudah yah..” ayah: “syukurlah kalau begitu”.
Setelah makan mereka menuju kamar untuk
istirahat.
nb: maaf apabila didalam cerpen ini terdapat salah kata yang mungkin dapat menyinggung. cerpen ini pun masih banyak kesalahan didalam bahasa maupun penulisannya. karena saya masih dalam tahap pembelajaran. semoga bermanfaat :) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar